Sayup Al Quran di Senja Hari
Senja hari di sebuah Masjid bu Alfiah,
suatu aktifitas yang dilakukan ibu dua anak tersebut dengan statusnya sebagai
ustadzah TPA Ar Rahman.
‘Assalamualaikum santri-santri,
bagaimana kabar kalian hari ini?’
‘walaikumsalam ustadzah,
Alhamdulillah, luar biasa Allahu Akbar...’
‘sebelum kita mulai baca Al Quran,
kita membaca doa menuntut ilmu, ya...
Secara serempak para santri pun
melantunkan doa
“Rodhitubillahirobba wabilislamidiina
wa bimuhammadinnabiyyawarosuula robbi zidni’ilman waryukni fahma ..Amin”.
‘nah, kalau sudah membaca doa tersebut
kita akan diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu, apa pun itu ilmunya,
terutama ilmu tentang agama’, jelas ustadzah Alfiah.
‘ayo sekarang siapkan alat tulis
kalian, ustadzah akan menyampaikan satu ayat yang dapat kita ambil hikmahnya,
ditulis ya santri-santriku...
Q.S. At Taubah ayat 16
“Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang
berjihad diantara kamu dan tidak mengambil teman yang setia selain Allah,
RasulNya, dan orang-orang yang beriman, Allah Maha Teliti terhadap apa yang
kamu kerjakan”
‘ustadzah maksudnya bagaimana?’, tanya
salah seorang santri.
‘jadi begini, santriku....
Kita ini manusia sebagai hamba Allah,
artinya kita diciptakan Allah untuk menghambakan kepadaNya. Tetapai manusia
diciptakan dilengkapi dengan akal, hati, dan nafsu. Nah, ketiga hal inilah yang
membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Misalnya malaikat, ia
diciptakan Allah untuk mengabdi, ia tak punya nafsu, jadi ia akan tunduk patuh
kepada Allah terus-menerus. Sedangkan makhluk lain adalah binatang, kalau
binatang tidak dibekali akal, binatang tidak bisa berpikir seperti manusia.
Kalau begitu manusia ada di tengah-tengah posisinya, artinya ia bisa baik seperti
malaikat dan ia dapat menjadi jahat melebihi binatang buas.
Jadi santri-santriku, manusia itu
harus berjuang untuk menghambakan diri kepada Allah, mengapa ?.. ya karena ada
nafsunya itu, nafsu itu bisa menyeret manusia berbuat jahat, tapi ada juga
nafsu yang membawa ke kebaikan.
Untuk itulah manusia yang hidup di
bumi ini tidak dibiarkan saja oleh Allah, tetapi Allah memberikan berbagai
ujian, ujian apa itu? .. yaitu ujian keimanan. Barangsiapa yang dapat
mengerjakan ujian dengan baik maka Allah membeerinya syurga, begitu pula
ssebaliknya kalu tidak bisa mengerjakan ujian ya dapat neraka...ayo siapa yang
mau ke neraka yang menakutkan?..tanya ustadzah Alfiah
‘saya, saya, saya ..tidak mau....
takut ke neraka..., jawab santri-santri bersahut-sahutan.
Maka dari itu kita harus bisa
mengerjakan ujian Allah, ujian seperti apakah itu...Namanya ujian keimanan,
karena kita orang yang beriman , percaya pada Allah jadi kita harus melaksanakan
segala yang diperintahkan Allah kepada kita dan menjauhi segala yang dilarang
Allah...InsyaAllah pasti kita dapat syurga.
‘hore...hore...syurga’, santri
kegirangan mendengarnya.
Ingat, rukun iman ada berapa?
Enaaaam,
Ya, sebutkan..
‘Iman kepada Allah, iman kepada
malaikat, iman kepada kitab Al Quran, iman kepada nabi dan rasul, iman kepada
hari kiamat, dan iman kepada takdir baik dan takdir buruk ‘........
‘Iya, pintar setelah kita beriman lalu
rukun islam, kewajiban bagi orang beriman apa saja... ayo siapa yang bisa?’
‘Saya ustadzah’, Eli mengangkat
tangannya, ‘rukun islam itu ada lima yaitu; syahadat, sholat, puasa, zakat, dan
ibadah haji bagi yang sudah mampu’.
‘Benar sekali, orang yang benar-benar islam
itu dikatakan beriman jika dia sudah melafazkan dua kalimah syahadat, kemudian melaksanakan
sholat 5 waktu ; subuh, dhuhur, ashar, maghrib, dan isyak.. kalu masih
bolong-bolong atau bahkan tidak melaksanakan sholat sama sekali apakah disebut
oarang beriman? ‘
‘Belummmmm....’
‘Benar sekali, meskipun ia mengaku
islam, di ktpnya tertulis islam, namun dia belum beriman, karena ia tidak
menjalankan perintah Allah aliasnya ia membohongi dirinya sendiri dan yang
paling parah ia membohongi Allah’. Selanjutnya puasa di bulan ramadhan, nah ini
lagi banyak orang yang mengaku islam , ngaku puasa tapi sebenarnya ia tak
puasa, kalian seperti itu g?
‘nggak ustadzah ....’
‘bener lho, nanti kalau g bener
berarti bohongin Allah dan diri sendiri.....udah ya masalah puasa, kemudian zakat
untuk mensucikan ibadah di bulan puasa kita.. . dan terakhir adalah ibadah
haji, ibadah haji ini bagi yang telah mampu. Artinya telah mampu hartanya atau
biayanya untuk beribadah ke tanah suci’.
‘Itulah kewajiban-kewajiban kita
sebagai seorang muslim, sedangkan kita juga harus menjauhi larangan-larangan
yang membuat Allah marah, jangan sampai Allah marah dengan kita. Coba apa saja
yang tak disukai Allah!’, Anis coba ..apa nak?...
‘mabuk,...’
‘iya, benar....mabuk itu dapat merusak
sel-sel syaraf otak...dan membuat akal tak bekerja, orang yang mabuk tak akan
menyadari akan dirinya, ia tak sadar dengan apa yang dilakukannya,
na’udzubillahimindzalik...terus apa lagi, coba Sari...’
‘judi....’
Ya, apalagi judi yang membuat orang
pelakunya menjadi rakus akan harta, orang yang kerjaannya judi pastilah
hartanya akan habis karena digunakan untuk taruhan yang bayangannya adalah
belipat-lipat, namun pesss raib semua...astaghfirullah..apalagi nak Niki?’
‘bohong...’
‘benar, mengapa kok bohong tidak
disukai Allah, tentu jelas melaporkan sesuatu hal yang tidak sebenarnya.
Misalnya seorang anak disuruh ibunya untuk beli minyak goreng uangnya 10 ribu, kembaliannya
3 ribu, eh pas di jalan ada es krim lewat, karena ingin es krim anak itu
membelinya dengan uang kembalian sebesar seribu. Kemudian ia lapor ibunya bahwa
harga minyak goreng itu 8 ribu. Anak itu bohong g?’
‘tentu bohong .......serentak
santri-santri
‘kayak korupsi tapi korupsi yang kecil
ya ustadzah?’....celetuk Rizal
Bu Alfiah pun tersenyaum, dalam
batinnya pun membetulkan perkataan anak itu, memang tak ubahnya praktek korupsi
yang besar dimulai dari praktek-praktek yang kecil, dan hilangnya jiwa spiritual.
‘kemudian apa lagi anak-anakku?’
‘masih banyak ustadzah,.... mencuri,
membunuh, maksiat.....
‘iya. Kalian semua pintar ternyata hal-hal
yang jelek itu banyak, mudah, dan
menyenangkan dilakukan, iya kan?..dari mulai mabuk, judi, berkata bohong,
membunuh, mencuri, maksiat, marah..... Hayo siapa yang suka marah? Ternyata
marah itu juga tak disukai Allah, karena apa?
Santri-santri pun hanya saling
berpandangan.
Bu Alfiah pun tersenyaum, dan berkata’
kalau marah itu mengumbar hawa nafsu, padahal Allah tidak suka orang yang
mengumbar hawa nafsunya. Selain itu akan menegangkan syaraf otak, bisa-bisa
nanti darah tinggi dan adalagi orang yang pemarah wajahnya akan cepat terlihat
tua, karena setiap otot-ototnya tegang berkerutlah otot-otot tersebut, hingga
penuaan cepat berlangsung’.
‘kalau begitu tak boleh marah-marah ya
ustadzah?’...tanya seorang santri
‘benar tidak cepat tua dan disayang
Allah’
Bu Alfiah pun memberi wejangan kepada
santri-santrinya;
Santri-santriku, jadilah kalian anak
yang sholeh-sholehah yang membanggakan ayah dan ibu kalian. Kita sebagai
manusia mempunyai amanah dari Allah yang berat, dimana kita adalah hamba Allah
yang lemah yang selayaknya hanya menghamba kepada Allah. Dengan jalan menjadi
manusia yang bertaqwa, menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala
larangaNya. Tentunya dengan niat yang lurus ikhlas beribadah kepada Allah.
Dunia ini ibarat ladang kita untuk
beramal, sebagai bekal di akhirat dan sebagai pembuktian penghambaan kita
kepada Allah. Dunia ini tidak akan kekal yang hanya adalh perubahan, perubahan,
dan perubahan. Dan dengan perubahan itu kita jadikan ladang amal kita, umur
kita, mumpung kalian masih muda carilah ilmu setinggi-tingginya. Seperti
pepatah mengatakan ‘carilah ilmu sampai negeri cina’.
Segala apa yang kita temui jadikan ia
sebagai ilmu, dari segi intelektual, segi emosional, segi spiritual, dan dari
segi sosial. Seimbangkanlah dari keempat segi tersebut sehingga antara akal,
hati, ruh akan selaras.
Cobalah anak-anakku kita lihat di
negeri ini, banyak hal-hal yang tak semestinya terjadi. Negeri kota ini adalah
negeri yang berbudaya tinggi, kekayaannya melimpah SDA maupun SDM, namu
keterbelakangan dan kemiskinan terjadi dimana-mana. Satu hal yang menjadi masalah
yang dapat dikategorikan besar, merosotnya moral di negeri ini, hati nurani
telah dibalut gelimangan yang menyilaukan
‘merosot moral itu bagaimana
ustdzah...?
Kita dapat melihatnya, benar apa yang
dikatakan temanmu Rizal tadi, korupsi
sudah menjadi makanan di negeri ini. Banyak orang melakukannya tanpa ada
seberkas ketakutan bahkan penyesalan. Mereka anggap biasa-biasa saja, tak sadar
bahwa disini masih banyak rakyat yang mengais untuk sesuap nasi. Memang mereka intelek namun
dimana spiritual, emosional, sosial terhadap negeri ini hilang.
‘ustadzah, jadi mereka itu tak beriman
ya?...kok berani bohong, bohong terhadap rakyat lagi.’..tanya Eli.
Rizal pun menyahut, ‘jadi mereka kalah
dengan kita yang masih kecil ini, kita saja g berani bohong ya, eh mereka malah
membohongin rakyat, ya kita-kita ini juga’
Betul, betul,....mereka tidak tahu
kalau dunia ini adalah ujian untuk
keimanan kita kepada Allah, iya kan ustadzah?...tanya Niki.
Bu Alfiah pun mengangguk, terbersit di
hatinya anak-anak ini memang bersih, suci lahir dan batinnya,apa yang dirasakan
kepedihan di negeri ini dapat mereka rasakan. Dan apakah anak-anak sejernih ini
akan memasuki tatanan negeri yang membebaskan nafsu angkara murka ini. Tapi dengan
inilah modal mereka menapaki zaman mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar