Minggu, 28 April 2013

cerpenku


Sayup Al Quran di Senja Hari
Senja hari di sebuah Masjid bu Alfiah, suatu aktifitas yang dilakukan ibu dua anak tersebut dengan statusnya sebagai ustadzah TPA Ar Rahman.
‘Assalamualaikum santri-santri, bagaimana kabar kalian hari ini?’
‘walaikumsalam ustadzah, Alhamdulillah, luar biasa Allahu Akbar...’
‘sebelum kita mulai baca Al Quran, kita membaca doa menuntut ilmu, ya...
Secara serempak para santri pun melantunkan doa
“Rodhitubillahirobba wabilislamidiina wa bimuhammadinnabiyyawarosuula robbi zidni’ilman waryukni fahma ..Amin”.
‘nah, kalau sudah membaca doa tersebut kita akan diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu, apa pun itu ilmunya, terutama ilmu tentang agama’, jelas ustadzah Alfiah.
‘ayo sekarang siapkan alat tulis kalian, ustadzah akan menyampaikan satu ayat yang dapat kita ambil hikmahnya, ditulis ya santri-santriku...
Q.S. At Taubah ayat 16
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang berjihad diantara kamu dan tidak mengambil teman yang setia selain Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”
‘ustadzah maksudnya bagaimana?’, tanya salah seorang santri.
‘jadi begini, santriku....
Kita ini manusia sebagai hamba Allah, artinya kita diciptakan Allah untuk menghambakan kepadaNya. Tetapai manusia diciptakan dilengkapi dengan akal, hati, dan nafsu. Nah, ketiga hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Misalnya malaikat, ia diciptakan Allah untuk mengabdi, ia tak punya nafsu, jadi ia akan tunduk patuh kepada Allah terus-menerus. Sedangkan makhluk lain adalah binatang, kalau binatang tidak dibekali akal, binatang tidak bisa berpikir seperti manusia. Kalau begitu manusia ada di tengah-tengah posisinya, artinya ia bisa baik seperti malaikat dan ia dapat menjadi jahat melebihi binatang buas.
Jadi santri-santriku, manusia itu harus berjuang untuk menghambakan diri kepada Allah, mengapa ?.. ya karena ada nafsunya itu, nafsu itu bisa menyeret manusia berbuat jahat, tapi ada juga nafsu yang membawa ke kebaikan.
Untuk itulah manusia yang hidup di bumi ini tidak dibiarkan saja oleh Allah, tetapi Allah memberikan berbagai ujian, ujian apa itu? .. yaitu ujian keimanan. Barangsiapa yang dapat mengerjakan ujian dengan baik maka Allah membeerinya syurga, begitu pula ssebaliknya kalu tidak bisa mengerjakan ujian ya dapat neraka...ayo siapa yang mau ke neraka yang menakutkan?..tanya ustadzah Alfiah
‘saya, saya, saya ..tidak mau.... takut ke neraka..., jawab santri-santri bersahut-sahutan.
Maka dari itu kita harus bisa mengerjakan ujian Allah, ujian seperti apakah itu...Namanya ujian keimanan, karena kita orang yang beriman , percaya pada Allah jadi kita harus melaksanakan segala yang diperintahkan Allah kepada kita dan menjauhi segala yang dilarang Allah...InsyaAllah pasti kita dapat syurga.
‘hore...hore...syurga’, santri kegirangan mendengarnya.
Ingat, rukun iman ada berapa?
Enaaaam,
Ya, sebutkan..
‘Iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Al Quran, iman kepada nabi dan rasul, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada takdir baik dan takdir buruk ‘........
‘Iya, pintar setelah kita beriman lalu rukun islam, kewajiban bagi orang beriman apa saja... ayo siapa yang bisa?’
‘Saya ustadzah’, Eli mengangkat tangannya, ‘rukun islam itu ada lima yaitu; syahadat, sholat, puasa, zakat, dan ibadah haji bagi yang sudah mampu’.
‘Benar sekali, orang yang benar-benar islam itu dikatakan beriman jika dia sudah melafazkan dua kalimah syahadat, kemudian melaksanakan sholat 5 waktu ; subuh, dhuhur, ashar, maghrib, dan isyak.. kalu masih bolong-bolong atau bahkan tidak melaksanakan sholat sama sekali apakah disebut oarang beriman? ‘
‘Belummmmm....’
‘Benar sekali, meskipun ia mengaku islam, di ktpnya tertulis islam, namun dia belum beriman, karena ia tidak menjalankan perintah Allah aliasnya ia membohongi dirinya sendiri dan yang paling parah ia membohongi Allah’. Selanjutnya puasa di bulan ramadhan, nah ini lagi banyak orang yang mengaku islam , ngaku puasa tapi sebenarnya ia tak puasa, kalian seperti itu g?
‘nggak ustadzah ....’
‘bener lho, nanti kalau g bener berarti bohongin Allah dan diri sendiri.....udah ya masalah puasa, kemudian zakat untuk mensucikan ibadah di bulan puasa kita.. . dan terakhir adalah ibadah haji, ibadah haji ini bagi yang telah mampu. Artinya telah mampu hartanya atau biayanya untuk beribadah ke tanah suci’.
‘Itulah kewajiban-kewajiban kita sebagai seorang muslim, sedangkan kita juga harus menjauhi larangan-larangan yang membuat Allah marah, jangan sampai Allah marah dengan kita. Coba apa saja yang tak disukai Allah!’, Anis coba ..apa nak?...
‘mabuk,...’
‘iya, benar....mabuk itu dapat merusak sel-sel syaraf otak...dan membuat akal tak bekerja, orang yang mabuk tak akan menyadari akan dirinya, ia tak sadar dengan apa yang dilakukannya, na’udzubillahimindzalik...terus apa lagi, coba Sari...’
‘judi....’
Ya, apalagi judi yang membuat orang pelakunya menjadi rakus akan harta, orang yang kerjaannya judi pastilah hartanya akan habis karena digunakan untuk taruhan yang bayangannya adalah belipat-lipat, namun pesss raib semua...astaghfirullah..apalagi nak Niki?’
‘bohong...’
‘benar, mengapa kok bohong tidak disukai Allah, tentu jelas melaporkan sesuatu hal yang tidak sebenarnya. Misalnya seorang anak disuruh ibunya untuk beli minyak goreng uangnya 10 ribu, kembaliannya 3 ribu, eh pas di jalan ada es krim lewat, karena ingin es krim anak itu membelinya dengan uang kembalian sebesar seribu. Kemudian ia lapor ibunya bahwa harga minyak goreng itu 8 ribu. Anak itu bohong g?’
‘tentu bohong .......serentak santri-santri
‘kayak korupsi tapi korupsi yang kecil ya ustadzah?’....celetuk Rizal
Bu Alfiah pun tersenyaum, dalam batinnya pun membetulkan perkataan anak itu, memang tak ubahnya praktek korupsi yang besar dimulai dari praktek-praktek yang kecil, dan hilangnya jiwa spiritual. ‘kemudian apa lagi anak-anakku?’
‘masih banyak ustadzah,.... mencuri, membunuh, maksiat.....
‘iya. Kalian semua pintar ternyata hal-hal yang jelek itu banyak,  mudah, dan menyenangkan dilakukan, iya kan?..dari mulai mabuk, judi, berkata bohong, membunuh, mencuri, maksiat, marah..... Hayo siapa yang suka marah? Ternyata marah itu juga tak disukai Allah, karena apa?
Santri-santri pun hanya saling berpandangan.
Bu Alfiah pun tersenyaum, dan berkata’ kalau marah itu mengumbar hawa nafsu, padahal Allah tidak suka orang yang mengumbar hawa nafsunya. Selain itu akan menegangkan syaraf otak, bisa-bisa nanti darah tinggi dan adalagi orang yang pemarah wajahnya akan cepat terlihat tua, karena setiap otot-ototnya tegang berkerutlah otot-otot tersebut, hingga penuaan cepat berlangsung’.
‘kalau begitu tak boleh marah-marah ya ustadzah?’...tanya seorang santri
‘benar tidak cepat tua dan disayang Allah’
Bu Alfiah pun memberi wejangan kepada santri-santrinya;
Santri-santriku, jadilah kalian anak yang sholeh-sholehah yang membanggakan ayah dan ibu kalian. Kita sebagai manusia mempunyai amanah dari Allah yang berat, dimana kita adalah hamba Allah yang lemah yang selayaknya hanya menghamba kepada Allah. Dengan jalan menjadi manusia yang bertaqwa, menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangaNya. Tentunya dengan niat yang lurus ikhlas beribadah kepada Allah.
Dunia ini ibarat ladang kita untuk beramal, sebagai bekal di akhirat dan sebagai pembuktian penghambaan kita kepada Allah. Dunia ini tidak akan kekal yang hanya adalh perubahan, perubahan, dan perubahan. Dan dengan perubahan itu kita jadikan ladang amal kita, umur kita, mumpung kalian masih muda carilah ilmu setinggi-tingginya. Seperti pepatah mengatakan ‘carilah ilmu sampai negeri cina’.
Segala apa yang kita temui jadikan ia sebagai ilmu, dari segi intelektual, segi emosional, segi spiritual, dan dari segi sosial. Seimbangkanlah dari keempat segi tersebut sehingga antara akal, hati, ruh akan selaras.
Cobalah anak-anakku kita lihat di negeri ini, banyak hal-hal yang tak semestinya terjadi. Negeri kota ini adalah negeri yang berbudaya tinggi, kekayaannya melimpah SDA maupun SDM, namu keterbelakangan dan kemiskinan terjadi dimana-mana. Satu hal yang menjadi masalah yang dapat dikategorikan besar, merosotnya moral di negeri ini, hati nurani telah dibalut gelimangan yang menyilaukan
‘merosot moral itu bagaimana ustdzah...?
Kita dapat melihatnya, benar apa yang dikatakan temanmu Rizal  tadi, korupsi sudah menjadi makanan di negeri ini. Banyak orang melakukannya tanpa ada seberkas ketakutan bahkan penyesalan. Mereka anggap biasa-biasa saja, tak sadar bahwa disini masih banyak rakyat yang mengais  untuk sesuap nasi. Memang mereka intelek namun dimana spiritual, emosional, sosial terhadap negeri ini hilang.
‘ustadzah, jadi mereka itu tak beriman ya?...kok berani bohong, bohong terhadap rakyat lagi.’..tanya Eli.
Rizal pun menyahut, ‘jadi mereka kalah dengan kita yang masih kecil ini, kita saja g berani bohong ya, eh mereka malah membohongin rakyat, ya kita-kita ini juga’
Betul, betul,....mereka tidak tahu kalau dunia ini  adalah ujian untuk keimanan kita kepada Allah, iya kan ustadzah?...tanya Niki.
Bu Alfiah pun mengangguk, terbersit di hatinya anak-anak ini memang bersih, suci lahir dan batinnya,apa yang dirasakan kepedihan di negeri ini dapat mereka rasakan. Dan apakah anak-anak sejernih ini akan memasuki tatanan negeri yang membebaskan nafsu angkara murka ini. Tapi dengan inilah modal mereka menapaki zaman mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar